Laporan Investor Aset Kripto di Indonesia Tahun 2021 — Bagian 2: Memahami Kefasihan Teknis Investor Indonesia
Selamat datang di laporan bagian kedua dari Laporan Investor Aset Kripto di Indonesia tahun 2021!
Jika di Bagian 1: Perkembangan Adopsi Aset Kripto di Indonesia telah dijabarkan mengenai karakteristik responden dan perkembangan secara menyeluruh dari popularitas aset kripto, di bagian kedua ini kita akan mendalami kemahiran teknikal dari investor di Indonesia.
Bagian 3, yang berfokus pada penerapan aset kripto yang lebih luas, akan dipublikasikan segera!
Point Utama
- Sangatlah penting memahami kefasihan teknikal dari kelompok investor tertentu, karena itulah yang akan membentuk cara mereka menentukan keputusan investasi, dan membantu adopsi teknologi baru di masa mendatang.
- Lebih dari sepertiga responden masih merasa asing terhadap konsep di balik teknologi blockchain.
- Rata-rata, investor Indonesia merupakan bagian dari 1–3 komunitas online yang berbeda (grup Telegram dan Facebook) — komunitas-komunitas ini digunakan untuk menyatukan kampanye marketing dan tujuan edukasi
- 37.2% dari responden bersikap netral terhadap apakah mereka berniat untuk mining di tahun depan, ini menunjukkan ketidakpastian seputar mining.
Familier dengan Blockchain
Kami menanyakan dengan skala sangat tidak setuju (1) hingga sangat setuju (5), tentang “Senyaman apa Anda dengan konsep dan prinsip aset kripto?” Interpretasi konsep dan prinsip aset kripto di sini terserah pada responden, namun beberapa contohnya mungkin termasuk: kemampuan membeli, menjual, dan memperdagangkan aset kripto di beberapa bursa yang berbeda, jam pasar kripto yang 24/7, dan perbedaan antara aset kripto yang satu dengan yang lainnya.
Kami menanyakan pertanyaan yang sama dengan blockchain, sebuah kata yang jarang sekali disebut di lingkungan kripto. Beberapa contoh konsep dan prinsip blockchain termasuk: kesamaan dan perbedaannya dengan database tradisional, apa yang dimaksud dengan “block”, dan desentralisasi dan transparansi dalam blockchain.
Membandingkan hasil kedua pertanyaan tersebut, sangat jelas bahwa blockchain merupakan topik yang cukup asing bagi responden.
Diagram lingkaran kanan: 36,8% responden tidak terlalu paham dengan prinsip di balik blockchain (menambahkan mereka yang netral, tidak setuju, dan sangat tidak setuju)
Sementara hanya 23.7% responden merasa asing dengan konsep aset kripto, sebanyak 36.8% responden menunjukkan tidak familier dengan konsep blockchain. Poin data ini menimbulkan sebuah pertanyaan: seberapa pentingkah investor memahami cara kerja teknikal di balik aset yang mereka pilih untuk berinvestasi?
Sementara investor mungkin mendapatkan keuntungan dari investasi yang spekulatif dan marjinal, kesalahpahaman konsep kunci yang menyokong aset kripto dapat berdampak pada volatilitas tinggi dan adopsi aset kripto yang lamban di masa mendatang.
Namun, berdasarkan data kami pada diskusi komunitas sosial, tampak bahwa banyak investor yang terlibat aktif dalam dialog seputar aset kripto — yang menunjukkan bahwa secara keseluruhan mereka teredukasi dengan lebih baik.
Aktivitas di Kanal Media Sosial
Lebih dari separuh (59.7%) dari responden survei mengatakan bahwa mereka aktif berpartisipasi dalam grup diskusi atau komunitas.
Jika kita melihat jumlah kelompok yang diikuti masing-masing individu, terlihat bahwa kebanyakan responden cenderung fokus pada 1–3 grup.
Kebanyankan responden adalah bagian dari 1–3 grup diskusi crypto
Informasi seperti apa yang dibagikan dalam grup-grup ini?
Di satu sisi, beberapa dari grup ini menyatukan kampanye marketing dari aset kripto tertentu, dengan tujuan menaikkan harga market melalui permintaan yang tinggi, lalu menjual saat untung. Di sisi lain, banyak grup yang membagikan dan mengumpulkan berita dari dunia kripto, menjadi penyedia berita terbaru.
Screenshot dari sebuah telegram grup. Kiri: sebuah kampanye pemasaran. Kanan: berita tentang eToro go public melalui SPAC.
Meski iming-iming untuk mendapatkan keuntungan dengan cepat dapat menarik banyak orang untuk aktif trading aset kripto dan bergabung dengan komunitas kripto, tampaknya platform-platform ini menawarkan peluang edukasi juga — yang mungkin bagus untuk keberlanjutan dari adopsi aset kripto.
Popularitas dari Menambang (Mining) di Indonesia
Penambangan kripto, yaitu proses verifikasi transaksi di dalam blockchain, sangat penting untuk mempertahankan integrasi jaringan. Mining mencegah terjadinya aktivitas jahat seperti menyalin bitcoin dan menggandakannya, dengan mengkonfirmasi legitimasi dari tiap transaksi.
Mining dapat dipandang sebagai aktivitas yang menguntungkan karena miner bisa mendapatkan reward berupa koin (bitcoin, misalnya) sebagai imbalan telah menggunakan tenaga komputasinya untuk memverifikasi transaksi. Baru-baru ini, mining menjadi semakin kompetitif. Kenaikan harga bitcoin dan aset kripto lainnya telah membuat orang berinvestasi pada tenaga komputasi yang lebih besar untuk mendapatkan kesempatan terbaik menambang block dan menerima reward.
Meski keuntungan dari mining masih dalam perdebatan, 61.4% responden setuju atau sangat setuju bahwa mining masih merupakan aktivitas yang menguntungkan. Keuntungan ini tentu bergantung pada biaya perangkat keras dan listrik untuk menambang, dan harga BTC yang diberikan sebagai reward.
Meski tidak semua responden pernah melakukan mining sebelumnya (hanya 55.5% yang pernah), banyak orang Indonesia yang masih melihat potensi keuntungan dengan menambang bitcoin dan aset kripto lainnya.
Keterlibatan Menambang Aset Kripto di Masa Depan
Ketika ditanya apakah mereka akan secara aktif ikut menambang aset kripto dalam 12 bulan ke depan, 49% responden setuju atau sangat setuju. Menariknya, ada proporsi besar dari orang Indonesia yang merespon netral pada pertanyaan ini, yaitu sekitar 37.2%.
Statistik kuncinya di sini: jumlah individu yang menjawab “netral”.
Persentase besar dari individu yang memilih netral ini menunjukkan adanya perasaan ketidakpastian tentang keuntungan mining. Banyak individu yang tidak bisa memutuskan apakah mereka akan berencana menambang aset kripto dalam setahun ke depan.
Nantikan bagian terakhir dari Laporan Investor Aset Kripto di Indonesia tahun 2021 tentang penerapan aset kripto yang lebih luas segera.
Ditulis oleh Jake Tennant, Data Analis dan Penulis di @Tokenomy.